Belajar
mata kuliah Psikologi Pendidikan sangat menarik, karena kita bisa tahu
bagaimana cara untuk mencapai proses belajar yang efektif. Belajar adalah perubahan perilaku yang relatif permanen yang dibentuk melalui pengalaman.
Selama belajar Psikologi Pendidikan ada 4 dosen pengampu yang telah masuk ke kelas B. Mereka melakukan perencanaan instruksional yaitu pengembangan atau penyusunan strategi sistematik dan tertata untuk merencanakan pelajaran.
Para dosen menentukan seperti apa dan bagaimana mereka mengajar, dan menyusun rencana waktu yang sistematis tentang apa yang perlu dilakukan dan kapan melakukannya, atau perlu fokus pada "tugas" dan "waktu". Selama mengikuti mata kuliah Psikologi Pendidikan ini, waktu kami lebih dihabiskan pada pekerjaan rumah. Pekerjaan rumah yang diberikan berbasis penggunaan teknologi, kami bekerja menggunakan komputer dan diwajibkan untuk memiliki blog. Blog ini yang menjadi penyampain hasil dari pekerjaan rumah yang diberikan. Motivasi yang diberikan dosen adalah nilai yang baik jika kami mampu mengerjakan semua tugas yang diberikan.
Para dosen menentukan seperti apa dan bagaimana mereka mengajar, dan menyusun rencana waktu yang sistematis tentang apa yang perlu dilakukan dan kapan melakukannya, atau perlu fokus pada "tugas" dan "waktu". Selama mengikuti mata kuliah Psikologi Pendidikan ini, waktu kami lebih dihabiskan pada pekerjaan rumah. Pekerjaan rumah yang diberikan berbasis penggunaan teknologi, kami bekerja menggunakan komputer dan diwajibkan untuk memiliki blog. Blog ini yang menjadi penyampain hasil dari pekerjaan rumah yang diberikan. Motivasi yang diberikan dosen adalah nilai yang baik jika kami mampu mengerjakan semua tugas yang diberikan.
Salah satu tugas yang menarik buat saya adalah tugas observasi ke sekolah. Kelompok saya mendapatkan tugas observasi di tingkat SMP. Hal yang harus kami observasi adalah bagaimana manajemen dan pengelolaan kelas. Sekolah yang kami observasi adalah SMP Methodis 2 Medan yang berlokasi di Jl.M.H Thamrin no.96, Medan. Hal ini merupakan pengalaman baru
dan menarik bagi saya, meskipun terdapat beberapa kesulitan. Kesulitan yang
terjadi seperti izin dari sekolah yang terbatas, kelompok kami hanya diijinkan
untuk melakukan observasi di 1 kelas saja dan kelas yang kami observasi adalah
kelas pada mata pelajaran penjaskes, oleh karena itu guru juga berada diluar
kelas dan ada sekitar 13 murid yang berada diluar karena akan melaksanakan
ujian penjaskes, selebihnya ada di dalam kelas untuk membantu kami melaksanakan
observasi. Oleh karena itu, kami hanya mengambil informasi berdasarkan
wawancara dengan para murid dan pengamatan terhadap lingkungan fisik kelas.
Tetapi, sambutan para murid dan guru-guru yang baik dan ramah membantu
menenangkan ketegangan kami melakukan
observasi untuk pertama kalinya.
Kesimpulan yang saya peroleh dari observasi di SMP Methodis 2 adalah Kelas IX A yang kami
observasi merupakan kelas yang tergolong
padat sehingga berpotensi kacau atau tidak kondusif.
Siswa-siswi di kelas ini merupakan gabungan siswa-siswi
yang berprestasi dari kelas VII. Hal-hal yang membuat kelas tidak
kondusif adalah kelas yang disetting
untuk banyak aktivitas mulai dari aktivitas akademik
(membaca, menulis,..) sampai dengan aktivitas
sosial (bermain, berkomunikasi dengan teman, berdebat,..). Gaya
penataan kelas adalah gaya auditorum tradisional yaitu semua murid duduk
menghadap guru, sehingga membatasi
kontak tatap muka antar murid dan guru bebas
bergerak. Kelas IX A memiliki ruang kelas yang lumayan
kecil untuk jumlah siswa yang cukup banyak, meja
yang menyatu serta kursi panjang untuk 2 orang membuat para siswa sedikit tidak leluasa, masing-masing
meja memiliki laci untuk lokasi penyimpanan
pensil dan beberapa buku. Kelas memiliki 2
mesin pendingin (AC), intensitas cahaya yang cukup, papan
tulis whiteboard, dan ketersediaan proyektor (namun sedang bermasalah). Perangkat
kelas seperti ketua
dan wakil kelas, sekretaris dan bendahara juga memiliki
peran dalam kelangsungan proses belajar. Para murid
juga mendapat kesempatan bertanya baik di kelas dan
diluar kelas jika mengalami kesulitan dalam belajar. Para murid memiliki penilaian terhadap guru favorit yang
ditinjau dari pemberian materi dan nilai yang baik.
Kesulitan yang ditemui saat belajar Psikologi Pendidikan adalah ketika pengerjaan tugas yang dilakukan secara kelompok. Kesulitan itu seperti menyatukan jadwal untuk kegiatan kerja kelompok, ditambah dengan tugas kelompok dan individu dari mata kuliah lain yang membuat beberapa tugas dikerjakan sehari sebelum deadlinenya. Membuat grup di sosial media seperti line untuk membahas tugas terkadang juga tidak begitu efektif karena hanya beberapa orang yang hadir untuk memberi pendapat dan masukan.
Sekian testimoni saya dalam belajar Psikologi Pendidikan, terimakasih :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar